Muchlas MT, Rektor UAD Periode
2019-2023 Dilantik
| Suara Muhammadiyah | 10 Oktober 2019 |
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Pimpinan Pusat
Muhammadiyah melantik Dr Muchlas, MT sebagai Rektor
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) periode 2019-2023
menggantikan rektor UAD periode sebelumnya Dr Kasiyarno.
Pelantikan rektor UAD yang dilakukan di Amphitarium kampus
terpadu UAD pada Rabu (9/10) diantaranya dihadiri oleh BPH
UAD yang juga ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Ketua
Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP
Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Ketua PP Muhammadiyah
bidang Pustaka dan Informasi Dadang Kahmad. Pelantikan
Rektor baru UAD dilanjutkan dengan penyerahan memori akhir
jabatan yang didampingi oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah
Haedar Nashir.
Selain mengajak segenap warga UAD untuk bersama-sama
memajukan UAD, dalam pidato pelantikannya, Muchlas
memaparkan sejumlah hal yang akan menjadi fokus
pengembangan UAD dalam masa kepemimpinannya.
Baginya, berbagai tantangan dihadapi pada era revolusi industri
ini membuat perguruan tinggi menjadi lebih dinamis. “Dengan
keberadaan revolusi industri 4.0, telah melahirkan berbagai
kemudahan bagi peserta didik seperti adanya open source, juga
berbagai pelayanan dan jasa yang berbasis online. Dalam
penyelenggaraan pendidikan, UAD harus merespons tantangan
ini secara cepat juga bijak.”
Sejumlah langkah yang akan ditempuh UAD dalam menjawab
tantangan ini di antaranya menurut Muchlas adalah dengan
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
industri di era terkini. Kedua, mengembangkan konten
pembelajaran sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri. Ketiga,
melakukan reformasi konten dan metodologi
pembelajaran/pendidikan melalui pendekatan digitalisasi dengan
mulai menerapkan filosofi kontemporer konektivisme di semua
landscape pembelajaran dan pendidikan. Keempat
mengupayakan terciptanya SDM terbaik agar dapat terlibat dalam
kepemimpinan industri dan pasar global. Kelima, melakukan
reformasi pendidikan tinggi dengan memperhatikan trend bisnis
terbaru. Keenam, menciptakan kolaborasi bidang riset antara
universitas, pemerintah dan industri.
Menanggapi hal ini Ketua Umum Haedar Nashir
menggarisbawahi bagaimana sejumlah masyarakat dunia telah
merespons dengan society 5.0, di mana salah satunya dengan
memanfaatkan revolusi industri 4.0 menjadi alat untuk
meningkatkan harkat kemanusiaan.
Seperti halnya Jepang yang telah merespons keberadaan jumlah
penduduk usia seniornya dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup.
2
“UAD harus memperkokoh dirinya dengan keberadaan revolusi
industri, dengan tetap menghidupkan akal budi, hati dan sikap
manusia.”
Haedar mengingatkan bahwa UAD ke depan harus tetap
mempertahankan dan meningkatkan dirinya sebagai center of
excellence. Dengan penguasaan IT, UAD diharapkan tetap
mengingat komitmennya sebagai penyelenggara pendidikan.
“UAD diharapkan menjadi teladan bagi yang lain. Dengan
kemampuan penguasaan IT sebagai keunggulan, UAD akan
menjadi center of excellence kampus Muhammadiyah yang
berbasis IT. Namun harus diingat bahwa teknologi hanya alat,
pendidikan memiliki peran yang lebih luas dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tugas UAD dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah untuk membangun aklhlak mulia,
mencerdaskan, menjadikan mereka orang yang membawa
manfaat bagi orang banyak,” terangnya.
Haedar mengharapkan UAD terus menjadi driving force misi
dakwah dan tajdid. Penanaman nilai-nilai al-Islam dan
Kemuhammadiyahan harus terus melembaga dan
menginternalisasi menjadi identitas UAD.
“Penanaman nilai islam yang bermisi dakwah menjadi nilai
fundamental yang melekat dalam budaya dan perilaku seluruh
civitas akademika UAD.
Upaya ini penting sebagai penyaring paham dan pandangan yang
tidak sejalan dengan Muhammadiyah. Sebagai penguatan
karakter Islam yang menjadi pondasi Muhammadiyah.
3
Ini bukan sebagai bentuk ekslusifitas. Namun merespons
berbagai pandangan dan paham Islam yang tumbuh begitu rupa,
sebagai respon terhadap globalisasi dan situasi kehidupan yang
semakin sekular dan liberal.”
Haedar mengapresiasi bahwa rektor UAD periode sebelumnya
telah menjadi contoh sebagai rektor yang berhasil mengukir
prestasi membuat UAD sebagai kampus yang berkemajuan.
“Saya melihat UAD naik tingkat luar biasa, bahkan jaringan
internasionalnya juga luar biasa. Beliau telah membangun daya
jelajah UAD yang sudah melintas batas.”
Selain memberi apresiasi yang tinggi tinggi, Haedar percaya
bahwa pengalaman dan jaringan yang telah dibangun oleh
Kasiyarno akan diteruskan untuk mendukung Rektor UAD yang
baru dalam menjalankan amanah. “Pengalaman susah dibeli,
saya percaya bahwa pak Kasiyarno akan dengan bijak berbagi
pengalaman yang berharga itu,” ungkap Haedar tentang
Kasiyarno, Rektor UAD periode sebelumnya yang telah
mengemban amanah sebagai rektor UAD selama 12 tahun.
Sebelumnya, Kasiyarno bahkan sempat menjadi Wakil Rektor
selama 8 tahun yang membuat genap 20 tahun pengalamannya
berkiprah di Rektorat UAD.
“Pak Kasiyarno telah melanjutkan peran rektor sebelumnya
dengan membuat UAD menjadi kampus yang membanggakan.
Bukan hanya untuk mahasiswa UAD namun juga masyarakat luar
Jogja.
4
Sedangkan Rektor baru memberikan harapan baru untuk menjadi
kampus yang maju dan berkemajuan. Mampu memberi
pengayaan bagi kampus ini. Dengan visi yang menanggapi
revolusi industri 4.0. Prestasi UAD bisa digunakan untuk berbagi
dengan kampus lainnya khususnya yang masih perlu binaan,”
lanjutnya.
Dalam pelantikan tersebut, Kasiyarno membawakan puisinya
yang berisi sejumlah refleksi akan kiprahnya di kampus tersebut
juga pesannya untuk segenap civitas akademika UAD. Bukan
hanya itu, pada malam sebelumnya pada Selasa (8/10) telah
dilaksanakan peluncuran Buku Biografi Kepemimpinan Kasiyarno
berjudul “Jiwa Besar” yang digelar di Hall Kampus Terpadu UAD.
(Th)
5