Rektor UAD Sandang Guru Besar
Bidang Ilmu Pendidikan Teknologi
Kejuruan
| Klikmu | 2/10/2023 |
Rektor UAD Prof Dr Muchlas MT membacakan pidato pengukuhan sebagai Guru
Besar Bidang Ilmu Pendidikan Teknologi Kejuruan (Dok Humas dan Protokol UAD)
Yogyakarta, KLIKMU.CO Rektor Universitas Ahmad Dahlan
(UAD) Prof Dr Muchlas MT resmi menyandang gelar guru besar.
Pengukuhan guru besar tersebut ditetapkan dalam Sidang Senat
Terbuka di Amphitarium Kampus IV UAD pada Sabtu (30/9).
Prof Dr Muchlas MT menyandang Guru Besar Bidang Ilmu
Pendidikan Teknologi Kejuruan.
Dalam pidato pengukuhannya, Muchlas menyampaikan bahwa
penelitian yang dilakukan untuk menekankan tantangan teknologi
pendidikan yang akan dihadapi. Menurut dia, saat ini pendidikan
teknik dan vokasi menjadi faktor utama yang harus diperhatikan
di era perubahan teknologi 5.0.
“Pendidikan teknik dan vokasi dewasa ini menghadapi tantangan
yang sangat besar. Pada bagian hulu, bergesernya orientasi
payung filsafat dari klasik menuju teori belajar kontemporer
menjadi faktor yang perlu mendapat perhatian penuh agar
penyelenggaraan pendidikan dapat memperoleh naungan teori
yang sesuai,” papar Muchlas.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa era pendidikan saat ini
masih segan dalam menggeser tentang teori pembelajaran yang
digunakan. Teori itu di antaranya behaviorisme (perilaku),
kognitivisme (proses), dan konstruktivisme (tindakan).
“Perlu menjadi perhatian kita bersama bahwa dunia pendidikan
sampai saat ini masih enggan bergeser dari payung teori belajar
behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme yang telah
digunakan lebih dari 7 dekade terakhir ini,” ujar ketua Majelis
Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi PP Muhammadiyah itu.
2
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar
Nashir MSi turut hadir dalam pengukuhan tersebut. Prof Haedar
pun setuju dengan pendapat Muchlas.
Menurut Haedar, setiap manusia harus memiliki kesadaran dalam
peralihan teknologi dari 4.0 menjadi 5.0.
“Hal yang paling penting mengajak kita pada kesadaran bahwa
peralihan dari revolusi 4.0 ke 5.0 itu memasukkan elemen
humanisme pada teknologi sehingga revolusi 5.0 adalah integrasi
antara kemampuan teknologi dan kemampuan manusia,”
tuturnya.
“Saya pikir ini penting bagi kita Muhammadiyah untuk terus lewat
Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) mengolah
proses dialektika ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan
kemanusiaan,” imbuh Haedar.
Ia pun membeberkan bahwa penjelasan yang diungkapkan oleh
Muchlas mampu memberikan rasa optimisme. Optimisme itu
berupa keberanian dalam melawan teknologi artificial intelligence
(AI) yang saat ini sedang berkembang menguasai teknologi di
dunia.
“Saya pikir apa yang disampaikan Pak Muchlas itu memberi
optimisme kepada kita bahwa kita tidak perlu melawan AI,
kemudian revolusi genetik dan bioteknologi. Karena kita punya
kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita, yakni otak dan
kalbu sebagai khalifah fil ardl atau pemimpin di bumi,” tuturnya.
3