Dalam Pidato Pengukuhan Guru Besarnya, Muchlas menceritakan
perjalanan yang ia lakukan selama dua dekade melakukan
transformasi dalam penyelenggaraan pendidikan teknik vokasi di
Indonesia.
Muchlas yang telah memulai karirnya sebagai Dosen di IKIP
Muhammadiyah Yogyakarta pada 1986 ini mengatakan bahwa
tuntutan pasar kerja terhadap kualifikasi lulusan pendidikan teknik
dan vokasi di seluruh dunia mendorong lembaga pendidikan untuk
memperkuat lulusannya untuk memiliki soft skill yang mumpuni.
Terlebih saat ini di era Industri 5.0, tidak hanya elemen sustainability
dan resiliensi yang menjadi titik tekan namun human-centricity atau
manusia sebagai core dalam proses revolusi industri tersebut.
“Pekerja dituntut untuk memiliki keterampilan Science, Technology,
Engineering, and Math (STEM) agar mampu merancang,
mengembangkan, dan memelihara teknologi canggih pendukung
Industry 5.0, serta kemampuan untuk belajar berkelanjutan dan
beradaptasi terhadap teknologi dan proses baru,” ujar Muchlas.
Disisi lain, kemajuan teknologi digital yang menghadirkan disrupsi
besar-besaran dalam bentuk pengalaman, aktivitas dan model baru
dalam penyelenggaraan pendidikan turut memberikan peluang dalam
menjawab tantangan tersebut.
“Teknologi digital telah menjadi bagian dari ekosistem pendidikan.
Pada situasi seperti ini, nampak bahwa ketiga teori belajar yang
selama ini menjadi mainstream sudah tidak memadai lagi sehingga
diperlukan teori belajar baru sebagai komplemen aliran-aliran lama
yang dapat menggambarkan prinsip dan proses pendidikan sesuai
lingkungan sosial terkini,” tambahnya.
2