Mengemban amanah baru, Muchlas mengatakan tantangan UAD
dan pendidikan tinggi di Indonesia saat ini memasuki fase yang
sangat dinamis seiring dengan munculnya Revolusi Industri 4.0.
Revolusi ini telah membawa cara dan gaya hidup yang berbeda
sekali dengan kondisi sebelumnya.
Munculnya unicorn seperti Gojek, Bukalapak, dan lainnya, yang
telah mempermudah layanan transportasi maupun delivery.
Selain itu, juga tersedia fasilitas-fasilitas open source yang
mempermudah mahasiswa mendapatkan sumber-sumber ilmu
dan literatur dengan cepat.
“Semuanya harus kita respons secara cepat, tepat dan bijak.
Dampak serius terhadap lulusan dan penyelenggaraan
pendidikan tinggi harus kita antisipasi dan hadapi sehingga UAD
dapat bertahan serta berhasil maju di tengah perubahan,” kata
Muchlas.
UAD, jelas Muchlas, sebagai salah satu dari 170-an Perguruan
Tinggi Muhammadiyah (PTM), memiliki peran tidak hanya
sebagai lembaga pendidikan saja. Namun UAD juga mengemban
tugas menggairahkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar melalui
pendidikan tinggi serta sebagai sarana perkaderan.
Oleh sebab itu, kata Muchlas, perlu menyempurnakan program-
program internalisasi dan implementasi nilai-nilai al Islam
Kemuhammadiyah.
Selama ini, program tersebut sudah terintegrasi dengan darma
pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat
maupun dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
2