Penggunaan laboratorium real atau sering disebut dengan istilah hands-on sebagai sarana pendukung kegiatan praktek di lingkungan lembaga-lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi memiliki kekurangan antara lain pengadaannya mahal, tidak menumbuhkan motivasi bagi mahasiswa dan pelaksanaannya tidak fleksibel karena mahasiswa, instruktur dan dosen harus berada pada saat dan ruang yang sama. Bagi perguran tinggi negeri (PTN), kendala mahalnya biaya pengadaan ini agak tidak terasa mengingat aspek pendanaan sepenuhnya dicukupkan oleh negara, namun bagi perguruan tinggi PTS yang sebagian besar sumber dananya harus digali sendiri, pendanaan hampir menjadi faktor utama penyebab kurangnya fasilitas laboratorium.
Untuk itu, perlu diupayakan pengembangan-pengembangan sarana laboratorium yang pada sisi pendanaannya memberikan tingkat pembiayaan yang murah, namun pada sisi pelaksanaannya dapat dilakukan secara fleksibel dan sekaligus mampu membangkitkan motivasi bagi mahasiswa yang mengikutinya. Salah satu alternatif yang dapat dipilih adalah pengembangan laboratorium virtual. Laboratorium virtual layak menjadi pilihan karena implementasinya cukup dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer berbentuk simulator yang pengadaannya jauh lebih murah dibandingkan pengadaan laboratorium hands-on. Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, saat ini telah tersedia berbagai aplikasi simulator maupun perangkat lunak-perangkat lunak pendukung komunikasi yang dapat diperoleh secara free of charge yang dapat digunakan sebagai bagian dari pengembangan laboratorium virtual berkinerja tinggi.
Saat ini memang telah banyak dikembangkan laboratorium virtual untuk mendukung kegiatan praktek di perguruan tinggi, namun masih belum secara lengkap menyediakan fasilitas kolaborasi online untuk mendukung kerja kelompok yang merupakan ciri dari kegiatan praktek yang baik. Melalui kegiatan pengembangan ini telah dihasilkan sebuah laboratorium virtual untuk mendukung implementasi model pembelajaran praktek online yang dilengkapi dengan fasilitas kolaborasi online sehingga mahasiswa peserta praktek dapat melakukan kegiatannya dengan cara bekerjasama secara online, baik dalam berdiskusi, bimbingan dengan instruktur maupun dalam menggunakan simulator sebagai pengganti alat dan bahan yang real.
Pengembangan laboratorium virtual yang telah dilakukan ini menghasilkan produk berupa portal laboratorium virtual yang dapat digunakan oleh dosen, instruktur dan mahasiswa untuk mengakses perangkat-perangkat pendukung kegiatan praktek oline seperti softcopy (e-book) buku ajar, panduan penggunaan simulator, panduan praktek online, dan panduan praktek bidang studi (matakuliah). Laboratorium virtual ini dikebangkan dengan menggunakan perangkat-perangkat lunak aplikasi gratis yang mudah dalam pengoperasiannya, menjadikan biaya penyediaan laboratorium virtual ini semakin murah.
Laboratorium virtual ini telah diuji oleh empat orang ahli dalam bidang studi Teknik Digital, ahli pembelajaran E-Learning, ahli perancangan desain instruksional, dan ahli multi media pembelajaran dalam suatu expert judgement. Hasil uji coba oleh keempat ahli tersebut menunjukkan bahwa produk laboratorium virtual yang dikembangkan telah dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk mendukung praktek Teknik Digital secara online. Selain itu, laboratorium virtual yang dikebangkan ini juga telah mengalami ujicoba lapangan terbatas untuk menguji efektivitasnya dalam mendukung kegiatan pembelajaran praktek. Hasil ujicoba lapangan menunjukkan bahwa laboratorium virtual yang dikembangkan mampu meningkatkan prestasi mahasiswa dalam belajar pada matakuliah Teknik Digital di program studi Teknik Elektro.
Memperhatikan hasil pengembangan ini, sudah saatnya lembaga-lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi mulai menggunakan laboratorium virtual sebagai pengganti sarana laboratorium hands-on agar biaya pendidikan dapat lebih efisien. Pada level kebijakan, sudah saatnya pemerintah memasukkan laboratorium virtual ini sebagai bagian dari sarana praktek yang diakui keberadaannya bagi suatu program studi. Dengan demikian dalam berbagai kegiatan monitoring dan evaluasi oleh pemerintah seperti akreditasi, laboratorium virtual ini dapat diakui sebagai bagian dari resources yang dimiliki oleh suatu program studi.