bendera australiaPada Muktamar di Makasar tahun 2015 yang lalu, Muhammadiyah telah menetapkan internasionalisasi persyarikatan menjadi program kerja periode ini dan salah satu implementasinya adalah memperkenalkan konsep Islam Berkemajuan (Islam with Progress) kepada masyarakat internasional. Pada Jumat 16 Februari 2018 (hari ke-2 kunjungan saya ke Australia), saya berkesempatan meliput aktivitas Dr. Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam menyampaikan public lecture di Monash University.  Pak Haedar membawakan kuliah tentang Persyarikatan Muhammadiyah dan Islam Berkemajuan di Indonesia.

plecture2

Public lecture Ketua Umum PP Muhammadiyah dihadiri para peneliti, peminat kajian Indonesia, mahasiswa Indonesia di Australia, serta para pimpinan Monash University

Moderator kuliah umum ini adalah, Dr. Julian Mille dengan interpreter Dwi Santoso, Ph.D. doktor lulusan La Trobe University, Melbourne, yang sehari-hari menjadi Direktur Program Internasional UAD. Dalam pengantarnya, moderator acara menyampaikan bahwa forum ini diadakan dalam upaya menyebarluaskan gagasan dan pandangan Islam berkemajuan ke seluruh dunia. “Wajah Islam yang ditampilkan Muhammadiyah telah menarik pandangan banyak kalangan. Terutama gagasan Islam with Progress atau Islam Berkemajuan,”

Uraian berikut ini adalah intisari kuliah umum Pak Haedar di Monash University  yang ditulis oleh redaksi Suara Muhammadiyah dengan sisipan gambar-gambar pemotretan yang saya lakukan langsung di lokasi.

sm

Haedar menyampaikan, dalam pandangan Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk membangun peradaban yang utama dan menjadi rahmat bagi semesta. Inilah yang disebut Islam Berkemajuan atau din al-Hadlarah.

“Kemajuan dalam pandangan Islam bersifat multiaspek baik dalam kehidupan keagamaan maupun dalam seluruh dimensi kehidupan, yang melahirkan peradaban utama sebagai bentuk peradaban alternatif yang unggul secara lahiriah dan ruhaniah,” ujar Haedar.

plecture5

Situasi public lecture Ketua Umum PP Muhammadiyah di Monash University

Menurutnya, Islam yang berkemajuan itu menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. “Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang mengelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan,” ujar Haedar.

plecture7

Sesi tanya jawab dengan peserta

Islam Progressif atau Islam berkemajuan, kata Haedar, adalah Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi. dan Muhammadiyah berkomitmen atas itu. “Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan Islam yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan,” tuturnya.

plecture4

Respons terhadap pertanyaan peserta oleh Pak Haedar

Dalam pandangan Haedar, Islam di Indonesia hadir secara damai, sehingga diterima luas. “Islam di negeri kepulauan Nusantara ini hadir secara damai, berkarakter moderat, dan berkembang menjadi muslim terbesar di dunia,” ungkapnya.

Makalah lengkap kuliah umum Pak Haedar Nashir di Monash University dapat dilihat di link ini: http://www.suaramuhammadiyah.id/2018/02/16/muhammadiyah-dan-kehadiran-islam-berkemajuan-di-indonesia/

sm

Fasilitator kegiatan ini adalah Mas Agus Mutohar (kandidat doktor Monash University) dan didukung oleh ATDIKBUD Pak Imran Hanafi. Beberapa hari sebelum saya berangkat ke Australia, pihak TVMU (televisi milik Muhammadiyah) meminjami peralatan untuk live streaming agar saya lebih mudah dalam meliput kegiatan pak Haedar di Australia.  Semula direncanakan liputan saya akan disiarkan oleh stasiun TVMU di Jakarta. Namun karena kendala-kendala teknis, siaran langsung tidak jadi diselenggaakan dan sebagai gantinya acara disiarkan lewat kanal Youtube. Dalam menyelenggarakan live streaming ini saya dibantu oleh Mas Hidayatullah Yunus, salah seorang mahasiswa program master Universitas Monash dan sekaligus sebagai anggota PCIM Australia. Bahkan, siaran live streaming dilakukan dengan menggunakan kanal Youtube milik kandidat master asal Pinrang Sulawesi Selatan ini.

plecture3

Hidayatullah Yunus ikut membantu siaran live streaming menggunakan kanal Youtube nya

Tayangan video selengkapnya dapat dilihat di kanal Youtube ini: https://www.youtube.com/watch?v=ML58Nw6_sds&t=43s

Terimakasih kepada: Bapak Imran Hanafi (ATDIKBUD), Mas Agus Mutohar, dan Mas Hidayatullah Yunus.

Link terkait:

 

bendera australia

Setelah mengikuti acara signing ceremony-penandatanganan MoU di Universitas Monash, Australia  pada Kamis sore 15 Februari 2018, saya bersama pak rektor, dan pak Dwi Santoso, Ph.D. mendampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si.  meninjau lokasi “calon” sekolah Muhammadiyah di pinggiran kota Melbourne. Perjalanan ke lokasi ini ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit perjalanan darat dari penginapan kami di Clayton kompleks Monash University. Rombongan kami diantar oleh salah satu Ph.D. candidate dari Monash University mas Agus Mutohar.

Lahan seluas 10 ha berlokasi di Narre Warren East, sebuah daerah yang sangat strategis di sebelah tenggara kota Melbourne ini, telah dibeli oleh Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu untuk pengembangan pusat keunggulan Muhammadiyah  di manca negara. UAD bersama empat Perguruan Tinggi Muhammadiyah lainnya ditunjuk oleh PP Muhammadiyah menjadi salah satu  pihak yang terlibat secara langsung dalam pendirian dan pengembangan sekolah ini. Lahan yang telah tersedia ini direncanakan oleh PP Muhammadiyah sebagai lokasi sekolah Muhammadiyah Australian College yang saat ini tengah disiapkan grand design nya. Ketika kami berkunjung ke sana, pada lahan tersebut telah berdiri sebuah bangunan yang untuk sementara digunakan sebagai kantor Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia sekaligus sebagai kantor amal usaha Muhammadiyah di negara kanguru ini.
mas1

Sisi Selatan Kantor Muhammadiyah Australian College di Narre Warren East, Australia

Bangunan ini telah ada saat lahan dibeli, dan karena dipandang konstruksinya masih kokoh maka untuk sementara akan dimanfaatkan sebagai perkantoran setelah diuji kelayakannya oleh pemerintah setempat.

mas3

Sisi Selatan-Barat Kantor Muhammadiyah Australian College di Narre Warren East, Australia

Dalam kunjungan ini, kami diajak keliling lahan oleh Mas Khamim (Ketua PCIM Australia) dan Mas Edward (salah satu pengurus PCIM), untuk melihat secara langsung  bagian-bagian dari lahan dan landscape yang telah diakusisi oleh Muhammadiyah. Setelah selesai berkeliling, kami diajak berdiskusi tentang aspek-aspek pengembangan Muhammadiyah Australian College dari visi, misi sampai pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di ruang sekretariat PCIM. Dalam kesempatan ini Pak Haedar Nashir memberikan masukan-masukan untuk perbaikan perencanaan sekolah Muhammadiyah ini.

mas2-baru

Salah satu sudut lahan tanah Muhammadiyah di Australia

Selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah, Pak Haedar dalam arahannya meminta agar sekolah yang akan dibangun di Australia ini menjadi pusat keunggulan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan sebagai wujud implementasi visi Islam Berkemajuan. Sekolah ini nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak warga Indonesia yang bermukim di Australia saja tetapi juga bagi anak-anak di tanah air yang menginginkan pendidikan unggul di luar negeri berbasis nilai-nilai ke-Islaman.

mas4

Peninjauan lahan sekolah Muhammadiyah di Australia oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah

Selain Ketua Umum PP Muhammadiyah, rektor UAD juga diberi kesempatan memberikan pandangan-pandangannya terhadap pengembangan Muhammadiyah Australian College ini. Rektor UAD berharap dalam perkembangannya ke depan, sekolah ini dapat menjadi lembaga pendidikan kebanggaan tidak saja bagi Muhammadiyah namun juga bagi bangsa yang mampu mendidik anak-anak Indonesia menjadi insan cendekia berwawasan global dengan nilai-nilai islam tertanam kuat dalam dirinya.

mas6

Pak Haedar Nashir bersama Ketua PCIM Australia (atas) dan delegasi UAD (bawah)  saat meninjau lahan Muhammadiyah Australian College di Narre Warren East

Salam Pendidikan Muhammadiyah Dunia.

Link terkait:

bendera australia

Tanggal 14 sampai dengan 22 Februari 2018 saya berkesempatan mendampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si. dan Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkunjung ke beberapa kota di Australia. Hari pertama (15 Februari 2018) setibanya di kota ternyaman di dunia Melbourne, delegasi UAD langsung bergabung dengan delegasi Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) dan lebih 20 rektor PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) menghadiri Signing Ceremony antara Majelis DIKTI PPM dengan Monash University. Komunikasi yang intensif sebelumnya oleh Mas Agus Mutohar (kandidat doktor Educational Technology  Monash University) dan Pak Dwi Santoso, Ph.D. (Direktur Program Internasional UAD) dengan pihak Monash University telah memperlancar kegiatan ini. Pihak Kedutaan Besar RI lewat ATDIKBUD Bapak Imran Hanafi juga mendukung sepenuhnya kegiatan ini. Signing Ceremony dilaksanakan cukup singkat, setelah sedikit sambutan dari pihak Monash University langsung diteruskan dengan penandatangan MoU.

monash4

Dari kiri ke kanan: Mas Agus Mutohar, ATDIKBUD Bapak Imran Hanafi, Dwi Santoso, Ph.D. (delegasi UAD), M. Sayuti, Ph. D. (Sekretaris Majelis DIkti PPM), Prof. Abid Khan (Deputy Vice-Chancellor and Vice President-Global Engagement Monash University) , dan Prof. Lincolin Arsyad (Ketua Majelis Dikti PPM)

Oleh karena kegiatan ini sebelumnya telah dikomunikasikan secara intensif oleh kedua pihak baik dari sisi waktu, tempat, jumlah peserta maupun materinya, maka penyambutan pihak Monash University terasa sangat siap dan memberikan kenyamanan bagi delegasi Muhammadiyah. Kami merasa terhormat dengan tercantumnya logo persyarikatan Muhammadiyah di backdrop yang disiapkan oleh pihak Monash University.

monash0

Welcome Display untuk Delegasi Muhammadiyah dari Monash University

Signing Ceremony dilaksanakan cukup singkat, setelah sedikit sambutan dari pihak Monash University langsung diteruskan dengan penandatangan MoU.

monash2

Pembukaan Penandatangan MoU antara PTM dengan Monash University, Australia

Penandatangan MoU dilakukan oleh Prof. Dr. Lincolin Arsyad selaku Ketua Majelis DIkti PPM dan Prof. Abid Khan selaku Deputy Vice Chancellor and Vice President (Global Engagement) Monash University, diikuti  oleh semua rektor PTM yang hadir pada acara tersebut termasuk Rektor UAD.

monash3

Penandatangan MoU oleh Prof.Lincolin Arsyad (Ketua Majelis Dikti PPM) dan Prof. Abid Khan (Deputy Vice-Chancellor and Vice President-Global Engagement Monash University)

Ketua Majelis Dikti PPM berpesan pada seluruh rektor PTM agar segera menindaklanjuti MoU dengan mengimplementasikan semua butir kerjasama  dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama seperti join conference, student exchange, visiting professor, dan join research. Prof. Lincolin Arsyad mengingatkan bahwa MoU tidak ada maknanya sama sekali apabila tidak segera diikuti oleh implementasi, oleh sebab itu PTM harus menjaga marwah Muhammadiyah sebagai organisasi modern yang konsisten dengan janji yang telah disepakati dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan realisasi dari MoU. Pada kesempatan tersebut, semua rektor PTM juga diberi kesempatan secara sendiri-sendiri menandatangani MoU dengan pihak Universitas Monash.

monash1

Penandatanganan MoU antara UAD dengan Universitas Monash oleh Rektor UAD

Rektor UAD mengatakan melalui kerjasama ini, para dekan fakultas dapat mulai merancang kegiatan kerjasama dengan Universitas Monash dalam berbagai kegiatan dan berharap dalam tahun 2018 ini rancangan-rancangan kerjasama tersebut dapat diimplementasikan.

Salam Persahabatan Dunia.

Link terkait:

bendera malaysiaPada tahun 2017, Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) memberi amanat kepada Majelis Pustaka dan Informasi tingkat pusat dan Universitas Ahmad Dahlan untuk menyiapkan konsep museum Muhammadiyah yang akan didirikan melalui bantuan pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Selanjutnya, PPM membentuk Tim Persiapan Museum Muhammadiyah dengan tugas melakukan kajian dan persiapan pendirian museum. Selama hampir delapan bulan, Tim telah bekerja dengan semangat yang tinggi sehingga pada penghujung 2017 telah dapat menghasilkan  draf berupa proposal pendirian museum yang terdiri atas desain infrastruktur bangunan dan konten berupa storyline. Nantinya museum ini akan didirikan bersebelahan dengan masjid Islamic Center UAD di Jalan Ring Road Selatan Yogyakarta menempati lahan seluas 2000 meter persegi dengan bangunan berlantai lima seperti ditunjukkan gambar berikut ini.

desain-museum-uad

desain-museum-4

Desain museum Muhammadiyah (sebelah kanan) tampak dari arah selatan

Untuk mencari referensi pengembangan konten museum, pada 3 s.d. 6 Januari 2018 bersama Bapak Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si. (ketua PP Muhammadiyah Bidang Pustaka dan Informasi) beberapa pengurus MPI PPM: saya sebagai Ketua, Bu Widiyastuti, M.Hum. Wakil Ketua Bidang Museum dan Kearsipan, Pak Afan Kurniawan, M.T. Wakil Ketua Bidang Pendayagunaan Teknologi Informasi, Pak Amir Nashirudin Sekretaris, Mas Iwan Setyawan Wakil Sekretaris, Pak Purwono Bendahara, Mas Adim Anggota, Pak Dr. Rusydi Umar Anggota, perwakilan konsultan perencana (Mas Yudanto dan Mas Hari), dan ahli museum Pak Riswinarno dan Bu Sri Ediningsih, berkunjung ke beberapa museum di Malaysia. Hari pertama lima museum berhasil kami kunjungi yakni Muzeum Diraja, KL GalleryIslamic Art Museum Malaysia, Muzeum Negara Malaysia dan Galeri Seni Bank Negara Malaysia.

Muzeum Diraja

Museum ini berlokasi di Istana Negara Lama, Jalan Istana Kualalumpur merupakan tempat tinggal Seri Paduka Baginda Yang di Pertuan Agong dan Raja Permaisuti Agong sejak 1957 sampai dengan 2011. Setelah itu bangunan Istana Negara lama ini dijadikan Muzeum Diraja dan mulai dibuka untuk umum pada Februari 2013. Bangunan museum ini mulai dibangun tahun1928 oleh seorang jutawan China bernama Chan Wing. Pada saat pendudukan Jepang di Tanah Melayu bangunan ini dijadikan mess pegawai tentara penjajah, dan setelah perang dunia ke-2 diambil alih oleh British Military Administration (BMA) sebagai markas Tentara Udara Diraja. Setelah 1950 bangunan ini difungsikan sebagai istana sementara Sultan Selangor sampai Februari 1957. Akhirnya bangunan ini dibeli oleh Kerajaan Persekutuan dan dijadikan sebagai Istana Negara atau kediaman resmi Seri Paduka Baginda Yang di Pertuan Agong ke XIII.

museum-diraja-3-500

Rombongan MPI PP Muhammadiyah di Depan Muzeum Diraja

Secara umum museum ini menampilkan seluk beluk kediaman seorang raja dari ruang tamu, ruang makan, dan bahkan sampai kamar mandi. Untuk menjaga kebersihan, pihak pengelola memberikan aturan pengunjung harus melepas alas kaki ketika memasuki museum ini dan melarang mengambil gambar/video di semua sudut museum. Museum Muhammadiyah nantinya justru harus menyediakan banyak arena foto di sudut-sudut museum dan pengunjung tidak perlu melepas alas kakinya. Dalam museum ini terdapat display ruang sidang raja, hal ini dapat menjadi referensi bagi pengembangan museum Muhammadiyah misalnya nantinya perlu ditampilkan salah satu diorama situasi rapat ketika pertama kali KH Ahmad Dahlan menggagas berdirinya Muhammadiyah.

KL Gallery

Mas Adim sebagai anggota MPI PPM yang ikut serta dalam rombongan studi banding ini kami tugaskan mendokumentasikan dan mencatat hal-hal penting tentang museum di Malaysia. Untuk KL Gallery inilah report nya: “…KL Gallery terletak ditepi Dataran (lapangan) Merdeka Kuala Lumpur, bukanlah sebuah museum. Ia memberi inspirasi tentang bagaimana menata sebuah display yang menarik, yang dipadu dengan spot-spot untuk berfoto (selfie, dan sejenisnya). Museum ini memajang bagian produksi merchandise sebagai bagian dari display yang disajikan untuk pengunjung. Jika dibandingkan dengan galeri atau sejenisnya yang ada di Jogja, KL Gallery mirip Taman Pintar. Hal yang sangat menarik dari KL Gallery adalah tiket masuk setengahnya dikembalikan kepada pengunjung berupa voucher untuk berbelanja di food court yang menyatu dengan konter merchandise. Tiket RM 10 dikembalikan dalam bentuk voucher senilai RM 5, bisa digunakan untuk membeli 1 cup minuman atau gantungan kunci, dan sebagainya.”

souvenir-museum

Unit produksi merchandise sekaligus sebagai bagian dari display museum

pojok-foto-museum

KL Gallery menyediakan banyak photobooth sehingga sangat menarik bagi pengunjung

Hal lain yang menarik dari KL Gallery adalah disediakannya sesi display gabungan media dua dimensi melalui layar lebar dan display tiga dimensi dalam bentuk maket kota KL. Tontonan ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit, melalui layar lebar ditayangkan penjelasan tentang sudut-sudut kota KL dan fungsinya dan saat penjelasan dilakukan media tiga dimensinya menyalakan lampu-lampunya yang menunjuk pada lokasi yang sedang dijelaskan.

maketkl

Maket kota KL yang dilengkapi dengan tata lampu untuk mendukung uraian pada media dua dimensi

Islamic Art Museum Malaysia

Museum ini milik sebuah yayasan sehingga bukan merupakan museum yang dikelola oleh negara. Bangunannya  menempati  area seluas 30.000 meter persegi, terletak di tengah lingkungan taman hijau Kuala Lumpur’s Lake Gardens.  Museum Seni Islam Malaysia menampung lebih dari sepuluh ribu artefak, serta perpustakaan buku seni Islam yang cukup banyak. Benda-benda seni yang dipajang mulai dari potongan perhiasan paling kecil hingga model skala terbesar di dunia dari Masjid al-Haram di Mekah. Tujuannya adalah untuk menciptakan koleksi yang benar-benar mewakili dunia Islam. Museum ini dilengkapi dengan galeri yang meliputi berbagai arsitektur bangunan Islam, seperti arsitektur masjidil haram, masjid nabawi, dan masjid di negara-negara Islam dalam bentuk maket. Galeri ini dapat menjadi inspirasi pengembangan museum Muhammadiyah terutama perlunya museum dilengkapi dengan berbagai maket yang mencerminkan bangunan-bangunan di masa lampau seperti langgar Kidul, sekolah zaman dulu dan bahkan arsitektur perkantoran pada zaman awal-awal berdirinya persyarikatan Muhammadiyah.

museum-islam

Salah satu display galeri arsitektur Islam di Islamic Art Museum Malaysia 

Galeri yang lain adalah Quran dan Manuskrip yang menampilkan manuskrip Al Quran pada awal penulisannya dari berbagai negara dalam bentuk artefak manuskrip asli. Galeri ini memberikan inspirasi gagasan perlunya museum Muhammadiyah menampilkan berbagai dokumen asli seperti notulen rapat-rapat Muhammadiyah pada awal berdirinya yang dapat diperoleh dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

artefak-quran

Contoh display pada galeri Quran dan Manuskrip

Museum ini menyediakan pula Galeri India, China dan Dunia Melayu yang menampilkan berbagai artefak keislaman yang berhasil diakuisisi oleh pengelola museum dari negara-negara tersebut.

galeri-india-dll

Galeri India, China dan Dunia Melayu di Islamic Art Museum Malaysia 

Untuk pengembangan museum Muhammadiyah nantinya dapat disajikan pula display berisi artefak dari berbagai wilayah yang menggambarkan dinamika perkembangan wilayah-wilayah Muhammadiyah. Selain itu, Islamic Art Museum Malaysia menampilkan pula galeri yang berhubungan dengan perhiasan, busana, dan senjata yang dipakai oleh para pemimpin Islam zaman dulu, berbagai jenis koin yang digunakan sebagai alat tukar, hasil karya masyarakat berbentuk logam dan keramik, dan bahkan ditampilkan pula gaya hidup masyarakat muslim zaman dulu. Hal inipun dapat menginspirasi antara lain nantinya museum Muhammadiyah dapat menampilkan berbagai kelengkapan pribadi dan alat dakwah yang digunakan oleh KHA Dahlan saat mengawali dakwah di berbagai tempat.  Museum Muhammadiyah juga dapat menampilkan artefak berbentuk perhiasan atau sejenisnya yang dulu pernah dikumpulkan oleh warga Kauman untuk membantu dakwah Muhammadiyah.

Selain menyediakan galeri yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, museum ini memiliki program-program kerjasama internasional yang cukup baik untuk ditiru oleh Museum Muhammadiyah. Salah satu programnya adalah Travelling Exhibition yakni sebuah program kerjasama antara Islamic Art Museum Malaysia dengan museum-museum lain di luar negeri dalam penyelenggaraan pameran bersama untuk suatu topik tertentu. Misalnya pada 27 Agustus 2016 s.d. 30 April 2017, museum ini meminjamkan 43 artefak untuk dipamerkan pada the Beyond Words: Calligraphic traditions of Asia di pojok kaligrafi Islam yang diselenggarakan oleh the Art Gallery of New South Wales, Australia. Museum Muhammadiyah sepertinya perlu membuat program serupa dengan melakukan kerjasama dengan museum lain dalam penyelenggaraan ekshibisi.

Museum ini juga menyediakan Pusat Riset dan Konservasi yang di dalamnya terdapat Laboratorium Material Organik, Laboratorium Material Anorganik, Laboratorium Analitik, dan Mount and Display Design. Fasilitas pendidikan juga disediakan oleh museum ini yang meliputi Perpustakaan Anak, Unit Penyelenggara Program Pendidikan Anak, Kompetisi seperti Lomba Penulisan Kaligrafi Pemuda, dan Lomba Fotografi Islam Pemuda. Fasilitas-fasilitas lain yang disediakan museum ini untuk publik adalah perpustakaan sarjana, toko museum, restauran, ruang pamer untuk umum, pavilion kubah terbalik, dan auditorium. Museum ini juga menyediakan unit publikasi untuk menerbitkan karya-karya berupa buku.

akhir-museum

Saling tukar cenderamata antara MPI PP Muhammadiyah dan  Islamic Art Museum Malaysia

Museum ini terkesan modern sehingga cukup relevan sebagai referensi pengembangan museum Muhammadiyah dari  segi arsitektur bangunan dan tata letak serta jenis display yang digunakan,

Museum Negara Malaysia

Setelah tiga museum dikunjungi, dengan mempertimbangkan waktu, tim dibagi menjadi dua. Tim pertama dipimpin oleh Bu Widyastuti, M.Hum. mengunjungi Galeri Bank Negara Malaysia, sedangkan saya bersama teman-teman lainnya berkunjung ke Museum Negara Malaysia. Saya diterima Direktur Jenderal Departemen Museum Kementerian Pariwisata dan Budaya Malaysia Bapak Datuk Kamrul Baharin A. Kasim dan beberapa Direktur seperti Direktur Museum Negara Bapak Azmi bin Ismail.

Beberapa catatan penting yang dihimpun dan ditulis oleh Mas Adim (salah satu anggota delegasi MPI PPM) dalam dialog antara kami dengan pak Dirjen ini adalah sebagai berikut.

  1. Dalam pembangunan museum hal terpenting adalah tersusunnya storyline terlebih dahulu.
  2. Sebuah museum memerlukan adanya pengelola dan kurator yang bertanggung jawab terhadap artefak serta konten museum.
  3. Dalam museum penting diberi fasilitas lembaga riset, ruang penyimpanan serta perawatan artefak.
  4. Pegawai museum memiliki peran penting dalam pengelolaan museum, oleh sebab itu diperlukan SDM profesional yang memahami pengelolaan museum, cara menjaga keamanan artefak,  juga mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke museum.
  5. Pameran (display) sebuah museum mahal biayanya, oleh sebab itu diperlukan kreativitas tinggi dalam  menata tampilan pameran, dengan berpedoman pada storyline, agar dengan biaya yang besar dapat menghasilkan display yang menarik dan atraktif.
  6. Penggunaan teknologi informasi (TI) memang memberi kesan canggih, namun rentan mengalami kerusakan, terutama yang bersifat interaktif secara langsung dengan pengunjung. Jadi, penggunaan TI dalam museum perlu memperhatikan aspek-aspek keamanan dan keawetannya.

Setelah berdialog selama hampir satu jam dengan Dirjen Museum Malaysia dan jajarannya, kami diajak keliling mengunjungi museum nasional Malaysia oleh Direktur Museum Bapak Azmi bin Ismail. Direktur Museum Nasional Malaysia menegaskan lagi bahwa kekuatan museum adalah pada storyline yang dirancangnya dan hal yang paling berat adalah mengoleksi artefak untuk mendukung storyline. Jika storyline dan artefak yang mendukungnya telah terkumpul maka disain dan penyusunan display dari artefak-artefak itu dapat diserahkan kepada vendor. Saat awal pembangunannya, pihak museum nasional menggunakan vendor dari Jerman dengan harga yang sangat mahal, namun akhir-akhir ini ternyata diketahui bahwa vendor dari Singapura dan China dapat menghasilkan disain yang sama dengan harga yang lebih murah. Selanjutnya disampaikan pula bahwa dana yang tersedia untuk pengadaan konten awal sebaiknya tidak dialokasikan sepenuhnya untuk akusisi konten, namun pengelola museum perlu menyisihkan sebagian dana ini untuk cadangan sewaktu-waktu ada artefak yang perlu diadakan selama pembangunan awal museum.

Museum Negara Malaysia menyediakan  Galeri dengan empat tema yakni (1) Sejarah Awal; (2) Kerajaan-kerajaan Melayu; (3) Era Kolonial dan (4) Malaysia Kini. Untuk menarik pengunjung, media display dibuat bervariasi, tidak hanya dalam bentuk statis tetapi juga dalam bentuk dinamis gabungan dari media dua dimensi hasil proyeksi video dengan diorama tiga dimensi. Menurut Direktur Museum, media seperti ini justru lebih awet dan mudah pemeliharaannya dibanding media display interaktif.

museumnegara Tim MPI PPM bersama Direktur Museum Negara Malaysia (bercelana dan berbaju hitam)

museumnasional1

Ruang pamer publik juga disediakan oleh Museum Negara

Sebelum meninggalkan Museum Negara, kami bertanya kira-kira museum mana yang cocok sebagai referensi pengembangan museum Muhammadiyah? Kami disarankan untuk berkunjung ke Museum UMNO di Malaka dan atas kebaikan Bapak Datuk Kamrul Baharin A. Kasim, Dirjen Museum Malaysia, kami dihubungkan dengan Direktur Museum UMNO Bapak Khamis bin Abas, dan hari berikutnya kami mengunjungi museum UMNO di Malaka.

Setelah selesai hari pertama mengunjungi museum kami berkesempatan bersilaturahmi dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia di Gombak Kualalumpur. Pada kesempatan tersebut bapak Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si. memberikan pengajian dengan tema memantapkan berorganisasi di Muhammadiyah.

pcim-malaysia

Pengajian oleh Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si. di PCIM Malaysia

Museum UMNO

Berikut ini adalah catatan yang dibuat oleh Mas Adim tentang museum UMNO…”di museum UMNO, Melaka, Direktur Museum UMNO Bapak Khamis bin Abas, menjelaskan tentang  musium yang dimiliki oleh partai politik besar di Malaysia itu. Isi musium ini merupakan kombinasi antara artefak dan display narasi serta gambar-gambar. Memuat pula foto-foto tokoh pendiri partai UMNO, baik pusat maupun negara bagian. Pengaturan display teks narasi yang menarik membuat pengunjung musium tidak merasa bosan untuk membaca narasi-narasi tentang sejarah, dan seterusnya”.

Sepertinya jika dilihat dari stroyline nya, museum UMNO ini sangat cocok dengan storyline museum Muhammadiyah karena keduanya merupakan sebuah organisasi gerakan, bedanya UMNO gerakan politik di Malaysia, sedangkan Muhammadiyah adalah gerakan sosial keagamaan di Indonesia. Museum UMNO mengawali display dengan sejarah berdirinya orpol tersebut, diteruskan dengan display riwayat tokoh-tokoh pentingnya.

 umno1Dari pojok kiri atas searah jarum jam: replika ruang rapat, panel dengan poster, multimedia di Museum UMNO (Foto: Novindiya Agung Yudhanto)

Dari museum UMNO banyak ide-ide yang dapat dikembangkan untuk museum Muhammadiyah karena kesamaan storyline sebagai organisasi gerakan. Museum Muhammadiyah nantinya dapat menampilkan pula replika-replika tempat permusyawaratan yang menghasilkan keputusan penting bagi perjalanan Muhammadiyah, dan lainnya.

pisah-2-umno

Tukar menukar cendermata dengan Direktur Museum UMNO Malaysia (Foto: Novindiya Agung Yudhanto)pisah-umno
Tim Museum MPI PPM dan Direktur Museum UMNO (Foto: Novindiya Agung Yudhanto)

Semoga Museum Muhammadiyah dapat terwujud.

icon-vokasiSekitar 20 tahun yang lalu, saya dan Dr. Abdul Fadlil, M.T. bersama-sama mendirikan program studi Teknik Elektro di Universitas Ahmad Dahlan. Karena regulasi pendirian program studi baru saat itu belum serumit sekarang, hal terpenting yang kami pandang mendesak untuk disiapkan adalah rancangan kurikulum yang sesuai untuk sebuah program studi S1 Teknik Elektro di perguruan tinggi swasta. Saya menghadapi kekhawatiran saat itu mengingat program studi yang akan saya dirikan ini selain tidak menarik bagi kaum hawa, juga dianggap sulit dalam menyelesaikannya tepat waktu. Setelah berdiskusi cukup intensif dengan Prof. Adhi Susanto, Ph.D., guru besar Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada yang memiliki perhatian besar terhadap pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, kami memperoleh ide untuk menyematkan aspek-aspek vokasional (technical skills) pada kurikulum program studi teknik elektro yang notabene menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 program ini termasuk dalam jenis pendidikan akademik.

Tujuan penyematan aspek-aspek vokasional ini pada awalnya untuk memberi kesan bahwa kurikulum Teknik Elektro S1 ini mudah ditempuh oleh siapapun  dan dapat diselesaiakan tepat waktu. Dalam prakteknya, kebijakan ini diimplementasikan dalam bentuk penyisipan aktivitas vokasional pada berbagai perkuliahan melalui berbagai strategi pembelajaran dan pemberian tugas-tugas mandiri. Jadi, kurikulum tetap mengacu pada jenis pendidikan akademik, namun terdapat materi-materi vokasional  bersifat  hidden yang diberikan melalui pengembangan aspek psikomotorik di kelas dan laboratorium. Tabel berikut ini menunjukkan contoh penyematan aspek vokasional pada kegiatan  perkuliahan di program studi teknik elektro UAD.

Tabel 1. Penyematan aspek vokasional pada matakuliah

tabel-vokasi

Selain itu, penyematan aspek vokasional juga dilakukan melalui tugas akhir yang diorientasikan ke arah karya teknik dengan pendekatan metode design. Melalui cara ini, mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir akan banyak melaksanakan kegiatan hands-on melalui fase perancangan, implementasi dan pengujian (testing) yang cukup untuk melatih terbentuknya keterampilan teknis. Penyematan aspek vokasional dilaksanakan pula dengan mendorong mahasiswa membentuk berbagai club peminatan seperti Robotic Development Club, Audio-visual Club, dan Radio Club. Selain dapat digunakan sebagai sarana pembentukan keterampilan teknis, berbagai kelompok peminatan yang ada tersebut telah mengantarkan para mahasiswa teknik elektro UAD memperoleh berbagai kejuaraan dalam berbagai lomba baik nasional maupun internasional.

robot-uad-juara

Gambar 1. Club peminatan sebagai sarana pembentukan keterampilan teknis

Setelah 20 tahun diberlakuan, saya tergerak untuk melakukan evaluasi terhadap dampak-dampak kebijakan ini melalui suatu riset. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa 93,8% tugas akhir mahasiswa dikerjakan dengan menggunakan metode desain yang mengindikasikan bahwa program studi telah dengan konsisten melaksanakan kebijakan pengembangan aspek vokasional melalui penyelesaian tugas akhir. Berdasarkan basis pengembangan yang digunakan, mikrontroler menjadi piranti yang paling banyak digunakan (58,2%), menyusul komponen diskrit (12,3%), sistem informasi 11,6%, PC (8,2%), dan piranti mobil (3,4%) dalam penyelesaian tugas akhir menggunakan metode desain. Kebijakan penyematan aspek vokasional ke dalam program akademik tidak mengganggu waktu rata-rata penyelesaian tugas akhir. Kurikulum tetap dapat diimplementasikan dengan sangat baik walaupun disisipi aspek vokasional.

Hasil penelitian telah saya presentasikan pada forum Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi 2017 di Universitas Pendidikan Ganesha Denpasar Bali pada 28 Oktober 2017.

semnasvoktek2017

Gambar 2. Seminar National Vokasi dan Teknologi 2017

Rekomendasi yang dapat diberikan adalah kebijakan penyematan aspek vokasional secara hiden pada kurikulum program akademik perlu dipertahankan dan dikembangkan melalui tugas akhir agar lulusan program akademik memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam memasuki dunia kerja. Perlu dilakukan studi untuk menggali persepsi dari pengguna lulusan agar dapat ditentukan kebermanfaatan kebijakan penyematan ini bagi stakeholders.

Naskah selengkapnya dalam file PDF data di download melalui link Repository UAD.

Salam Pendidikan Vokasi Indonesia!